Senin, 28 Mei 2012

Perjalanan pulang

Setelah selesai dengan acara hiburan, kami menginjak ke acara utama yaitu peringatan menginggalnya saudara kami karena kanker getah bening. Acara ini dilaksanakan bertepatan dengan long weekend karena supaya banyak saudara yang libur bisa untuk pulang kampung dan mengikuti acaranya. Tempat yang dijadikan tempat acara adalah rumah almh. Eyang buyut kami yang sudah diwariskan ke mbah Jalmi. Acaranya sederhana saja yaitu sama seperti peringatan 40 hari Pak Dhe Tikok. Acara riungan dengan semua tetangga warga desa. Acaranya dimulai setelah sholat jum’at dan selesai sekitar ashar. Untuk acara ini, panitia sudah menyiapkan berbagai sajian untuk disantap ditengah acara dan dibawa pulang untuk keluarga. Secara keseluruhan, kami tidak ikuti acaranya karena memang untuk orang dewasa, kami belum mengerti harus ngapain dan gimana caranya. Kami hanya mendengarkan saja sambil sesekali bercanda. Arya sempat rewel karena kakinya luka dan minta diplester. Kami keliling2 kampung dengan menggunakan sepeda motor dan membeli plester han******t supaya Arya tidak nangis. Ini foto2nya:
Yang punya acara adalah mbah Di (yang pake baju kaos belang merah hitam)
Yang duduk itu bu Dhe Gut, disampingnya mbah Jalmi yang baru dapet mobil baru, ini mobilnya
Ini sajiannya untuk disantap setelah terlebih dahulu berdoa
Ini mbah Suram lagi beranjak setelah berdoa selesai
ABis selesai acara, bersih dan beres2 deh.. Setelah acara selesai, kami pulang ke rumah mbah Gunung (informasi: mbah gunung adalah sebutan kami untuk nenek yang tinggal di Wonosari, karena untuk menuju ke rumahnya harus melalui jalan berliku dan nanjaknya gunung kidul, maka semua cucu manggil nenek dengan panggilan mbah gunung. Rumah mbah gunung selalu dijadikan base camp untuk area Wonosari).
Disana kami mandi dan menginap semalam sebelum besoknya kami turun ke kota Jogja ke tempat Pak Dhe Anjar untuk menginap semalam lagi sambil mama cari oleh2 untuk dibawa pulang, sementara ayah istirahat untuk persiapan nyetir balik pada hari minggu pagi2 sekali. Kami mulai keluar garasi sekitar jam 5 pagi dan alhamdulilllah perjalanan pulang kali ini cukup lancar sampai rumah. Diperjalanan, kami istirahat di daerah Ciamis untuk makan siang sekitar 1,5 jam. Rumah makan ini sudah sering kami kunjungi karena merasa cocok dengan makanan, suasana, harga dan pelayanannya.
Ini saung apung. Lumayan lama sih kami tidak berkunjung kesini. Ada banyak renovasi yang dilakukan di resto ini, sekarang jadi lebih banyak saungnya daripada dulu.
Makanan yang dipesan ternyata terlalu banyak walaupun yang makan ada Fuza, Arya, mama, ayah, pak dhe Anjar, bud he Gut, Mas Ito gak habis juga. He.he.he.. Foto makanannya tidak ada, soalnya makanan datang langsung dilahap abis. Oh iya, pak Dhe Anjar ikut bantuin nyetir juga lho dari mulai Cicalengka sampai ke rumah. Makasih ya pak dhe udah bantuin ayah dan makasih juga untuk tempat base camp kami selama di Jogja. Perjalan kami akhirnya selesai keitka sampai rumah sekitar jam 7 malam.
Oleh2 dari perjalan kami ada yang special buat bengkel mobil, yaitu mobilnya penyok dan terpaksa harus dirawat inap di bengkel untuk body repair. Demikianlah perjalan berantai kami dari mulai perjalanan berangkat jogja, museum, pantai sampai pulang ke rumah. Terima kasih, Wasslam, FuzaArya

Pantai Indrayanti Jogjakarta

Setelah mengungjungi museum, kami pulang ke Maguwo untuk istirahat. Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Indrayanti. Lokasi pantai ini ada didaerah Gunung Kidul Wonosari. Perjalanan sekitar 1,5 jam melalui daerah Paliyan. Jalan yang dilalui sangat mulus walaupun ada beberapa area yg masih sempit jalannya dan sedikit agak berlubang. Namun jalur yang kami tempuh ini cukup nyaman dan rasanya lebih singkat daripada melewati jalan Wonosari. Apalagi jalan jalur selatan yang baru cukup lebar dan sangat mulus. Belum banyak orang tahu jalur ini sehingga sepi dari kendaraan. Pantai Indrayanti ini sebetulnya adalah pantai yang letaknya berdampingan dengan pantai2 seperti Baron, Kukup, Krakal, Sundak karena masih dalam jalur pantai selatan. Pantai ini ternyata cukup ramai oleh pengunjung. Padahal kami berpikir mungkin sepi karena pantai ini baru diperkenalkan. Pantainya sangat bersih, bila dibandingkan dengan pantai yang pernah dikunjungi sebelumnya. Banyak tempat sampah yang disediakan oleh pengelola sehingga tidak sulit untuk mencari tempat sampah sehingga pengunjung disiplin membuang sampah pada tempatnya.
Ombaknya besar karena pantai ini adalah pantai laut selatan. Airnya jernih dan pasirnya halus serta bersih dari sampah. Area landai di pantai untuk bermain memang tidak terlalu lebar karena mungkin karena ombak yang besar membuat kontur pantai yang miring. Ada penjaga pantai dengan peralatan rescue yang cukup memadai, diantaranya perahu karet motor, pelampung, dayung dll. Menara penjaga disiapkan sebagai tempat untuk mengawasi pengunjung pantai. Dengan menara ini, penjaga pantai lebih luas pandangannya dalam menjalankan tugasnya.
Disisi timur ada tebing yang cukup indah, demikian pula di sisi baratnya. Pantai ini berupa cekungan dan rencana awal kami kesana adalah ingin melihat sunset. Hanya sayang sekali karena langit berawan sehingga tidak bisa menyaksikannya. Tapi ada untungnya juga karena kondisi ini menjadikan pantai tidak panas, jadi tidak perlu pakai lotion anti UV.
Untuk sekedar tiduran, menikmati pantai pun cukup enak, santai dan nyaman. Kami sampai di pantai sekitar jam 4.30 sehingga udara cukup sejuk. Pengunjung yang lain sudah mulai pada pulang. Oh iya, didalam resort juga ada penginapan dan terisi oleh pengunjung yang mau menginap. Ada juga kolam, tapi belum selesai, belum ada airnya dan belum ada isinya (ikannya).
Untuk liputan pantai Indrayanti dicukupkan sampai sekian, terima kasih. Wassalam, FuzaArya

Museum Dirgantara Mandala

Kali ini kami akan sharing perjalanan kami mengisi liburan panjang (long week end) di pertengahan Mei ini. Kemana lagi kalau bukan mudik ke kampung halaman, yaitu Jogjakarta. Sebenarnya bukan semata-mata liburan, tapi ada acara khusus terkait dengan saudara di Jogja. Kami berangkat rabu pagi sekitar jam 6 dengan menggunakan kendaraan pribadi. Karena belum sarapan, kami berhenti di tempat peristirahatan sekitar Cikarang timur dan makan. Bubur, nasi ayam, roti menjadi menu sarapan kami. Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan dan sepanjang perjalanan tidak ada hambatan berarti. Sekitar jam 12 siang, kami istirahat dan makan siang di resto yang letaknya tidak jauh dari perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Nama resto-nya tidak perlu ditulis ya. Cuma sebagai petunjuk, tempat makan ini reklame-nya dipasang sejak 70 km sebelum sampai di resto ini he3x. Kami pilih tempat lesehan yang persis disampingnya ada tempat lumayan untuk kami bermain ayunan dan jungkat jangkit.
Lumayanlah sekitar 1 jam kami istirahat disana. Kami lanjutkan perjalanan dengan kulaitas jalan di Jawa Tengah yang ancur dibandingkan dengan jalan di Jawa Barat yang mulus. Ada beberapa ruas jalan yang belum ada marka jalan sehingga ketika hujan agak sulit untuk diikuti kemana arah jalan. Tapi secara keseluruhan perjalanan cukup lancar. Sampailah kami di Jogjakarta sekitar jam 7 malam. Ayah kami langsung mencari tampat istirahat karena cukup lelah nyetir sendiri tanpa ada sopir pengganti. Setelah cukup istirahat, mulailah perjalan kami yang sebenarnya dimulai. Pagi hari kami mengungjungi Museum Dirgantara Jogjakarta. Museum ini tidak letaknya tidak jauh dari Jembatan layang….. dan tempatnya berada di komplek perumahan TNI AU. Ketika masuk harus lapor dulu ke Pos penjagaan dan bayar tiket kendaraan Rp. 5000. Tidak jauh dari pos penjagaan terlihat sudah banyak Bis pariwisata terparkir di tempat parkir yang berasal dari sekolah yang ber study tour ke museum tersebut.
Ini adalah Gerbang menuju area dalam Museum. Di area luar terdapat kendaraan tempur yang pernah digunakan oleh Tentara kita di masa lalu. Pesawat tempur dan helicopter juga tertata rapi di area luar, termasuk pesawat produksi Uni Sovyet (sekarang Rusia). Untuk lebih jelasnya, ini foto2 museumnya, banyak fotonya lho hehehe..
Ini adalah Peluru Kendali SA 75, produksi Rusia
Ini adalah pesawat tempur A4-Sky Hawk Pruduksi Amerika Serikat
Ini adalah pesawat tempur OV-10 Bronco
Ini adalah Helikopter ... apa ya... mungkin Super Puma
Ini adalah pesawat Tuvolev TU-16 B/KS (M1625) produksi Rusia
Setelah keliling2, capek, kami sitirahat dulu sebelum dilanjutkan ke area gedung museum. Kami sempat under estimate mengenai museum ini, kami pikir hanya seluas itu mana mungkin ada benda2 yang spektakuler…. Tapi stelah kami masuk ke gedungnya… WOouoOW… Takjub.. Puluhan pesawat tempur dari berbagai jenis, pesawat angkut militer, helicopter, Senjata, meriam dan diorama serta foto dan model pesawat tersimpan dengan baik dan terawat. Oh iya, tiket masuk ke gedung museumnya sangat murah, yaitu hanya Rp. 3000 saja per orang. Dengan uang segitu, kami dapat informasi dan pengetahuan yang tidak ternilai. Sebagai bukti, kami sertakan foto2 kami waktu berada di museum tersebut.
Ini adalah area depan, persis setelah kita masuk museum.
Arya sedang coba naik pesawat kecil
Hormaaattttt.... graKK!!
Ini adalah model pakaian militer yang dipakai oleh tentara.
Tegaaaakkkk GraKKK!!
Ini adalah berbagai macam senjatanya.
Untuk liputan museum dicukupkan sampai sekian, terima kasih. Wassalam, FuzaArya